Angka oktan - indikator utama kualitas bensin, dengan sendirinya tidak memiliki arti fisik. Ini adalah nilai relatif yang digunakan untuk menentukan ketahanan bahan bakar terhadap pembakaran spontan selama kompresi (ketukan).
Diperlukan
Uji bahan bakar, mesin silinder tunggal, campuran ideal isooctane dan n-heptane
instruksi
Langkah 1
Pembakaran bahan bakar di mesin adalah proses kimia, fisik dan teknis yang kompleks yang harus diatur sedemikian rupa sehingga pembakarannya seragam dan kemungkinan ledakan seminimal mungkin. Semakin tinggi angka oktan, semakin baik mesin terlindungi. Penghitungan dilakukan dalam kondisi khusus pada mesin satu silinder yang digunakan untuk pengujian bahan bakar. Ada metode yang paling umum untuk menghitung angka oktan: eksplorasi (RON) dan motor (MOR).
Langkah 2
RON mencirikan perilaku bensin pada beban rendah dan sedang dan dihitung saat bekerja dengan rasio kompresi variabel paksa. Bahan bakar uji dibandingkan dengan campuran zat murni, isooctane dan n-heptane, dengan angka oktan yang diterima secara konvensional masing-masing 100 dan 0,. Artinya, dalam kondisi ideal, diasumsikan bahwa isooctane memiliki kecenderungan detonasi paling kecil, dan n-heptane memiliki yang terbesar. Pengujian menentukan persentase zat di mana mesin beroperasi dengan cara yang sama seperti saat menggunakan bensin yang diuji. Angka oktan diambil sebagai persentase isooctane. Misalnya, bensin RON 92 bertindak seperti campuran bahan bakar ideal dari 92% isooctane dan 8% n-heptane.
Langkah 3
MOF mencirikan perilaku bensin di bawah beban keras (misalnya, saat mengemudi menanjak), kondisi pengujian paling dekat dengan yang sebenarnya. Juga ditentukan dengan perbandingan dengan bahan bakar ideal.
Langkah 4
Nilai RON dan MOR seringkali berbeda hingga 8-10 poin, perbedaan ini mencirikan seberapa sensitif bahan bakar saat bekerja dengan beban yang berbeda. Rata-rata aritmatika RON dan RON disebut indeks oktan, dan mereka memberikan gambaran yang lebih jelas tentang perlindungan mesin terhadap pembakaran spontan.